Senin, 29 Desember 2008
Manajemen Mutu 4 : Biaya Kualitas
Dalam sistem industri paling sedikit ada 7 sumber pemborosan :
• Pemborosan dari kelebihan produksi (kelebihan produk dari perencanaan).
• Pemborosan dari waktu menunggu (bahan baku yang menumpuk).
• Pemborosan transportasi dalam pabrik (karena susunan barang yang tidak baik).
• Pemborosan dari inventori (persediaan yang berlebihan).
• Pemborosan dari pergerakan/motion (inevective move).
• Pemborosan dari pembuatan produk cacat.
• Pemborosan proses itu sendiri (cara bekerja tidak berkembang dari waktu ke waktu).
Kategori biaya kualitas :
• Biaya kegagalan internal : terjadi dalam pembuatan proses itu sendiri
- Scrap (Biaya tenaga kerja/material ) : karena produk gagal
- Pengerjaan Ulang (Rework) : perbaikan prosuk gagal
- Analisa Kegagalan : menganalisa Produk yang gagal
- Inspeksi Ulang : banyak terjadi pada produksi massal yaitu dengan memisahkan produk gagal dan yang layak pakai.
- Downgrading : selisih harga jual karena kualitas.
- Avoidable Process Lose : kelebiha berat/volume.
• Biaya Kegagalan Eksternal : terjadi di luar proses produksi / di luar perusahaan
- Jaminan (Waranty)
- Penyelesaian Keluhan
- Produk dikembalikan
- Allowance : biaya karena produk dibawah standar kualitas.
• Biaya Penilaian : untuk peningkatan kualitas.
- Inspeksi dan pengujian ketika material datang.
- Inspeksi dan pengujian produk di dalam proses.
- Inspeksi dan pengujian produk akhir.
- Audit kualitas produk (diluar proses/pengujian akhir)
- Evaluasi stock.
• Biaya Pencegahan : biaya yang berhubungan dengan pencegahan kegagalan internal dan eksternal (meminimumkan biaya kegagalan).
- Perencanaan kualitas
- Tinjauan ulang produk baru
- Pengendaian proses.
- Audit kualitas
- Evaluasi kualitas pemasok
- Pelatihan.
Sabtu, 27 Desember 2008
Manajemen Mutu 3 : Benchmarking
Adalah proses pengukuran produk, pelayanan, dan praktek bisnis yang dilakukan secara terus menerus, dengan menggunakan pesaing terkuat atau perusahaan terkemuka sebagai pembanding.
Benchmarking ada 3 macam :
• Internal Benchmarking yaitu membandingkan operasi diantara fungsi-fungsi dalam organisasi itu sendiri.Internal benchmarking dapat juga dikatakan sebagai suatu upaya perbaikan terus-menerus untuk mengidentifikasi praktik bisnis terbaik yang ada di dalam perusahaan.
• Competitive Benchmarking berfungsi untuk memposisikan produk perusahaan terhadap produk pesaing. Competitive Benchmarking ini diterapkan untuk menciptakan atau meningkatkan daya saing serta mampu memperbaiki posisi produk dalam pasar yang kompetitif.
• Fungtional Benchmarking yaitu dengan melakukan investigasi pada perusahaan-perusahaan yang unggul dalam industri yang tidak sejenis.
Benchmarking dari perusahaan.
• XEROX CORP. yaitu proses pengukuran dari produk, pelayanan, dan praktek bisnis yang dilakukan secara terus menerus dengan menggunakan pesaing terkuat atau perusahaan terkemuka sebagai pembanding.
• AT &T yaitu proses pengukuran terus menerus dari operasi bisnis saat ini dan membandingkannya dengan faktor pembanding terbaik, kemudian atas dasar perbandingan tersebut dibuat rencana operasional untuk mencapai hasil terbaik.
Dimensi kualitas produksi menurut DAVID GARVIN (1987)
• Performansi (Performance)
• Features (Keistimewaan)
• Keandalan (Reability)
• Konformasi/Kelangkapan (Conformance)
• Durability (Masa Pakai)
• Service Ability (Kemampuan Pelayanan)
• Estetika (Estetiks)
• Kualitas yang dirasakan (Percieved Quality)
Klasifikasi Kebutuhan
• Kebutuhan yang dinyatakan
• Kebutuhan yang sesungguhnya
• Kebutuhan yang dirasakan
• Kebutuhan kultur
• Kebutuhan yang dapat dilacakke penggunaan yang tidak direncanakan.
QFD (QUALITY FUNGTION DEPLOYMENT)
Adalah suatu proses atau mekanisme terstruktur untuk menentukankebutuhan pelanggan dan menterjemahkan kebutuhan itu kedalam kebutuhan teknis yang relefan, dimana masing-masing area fungsional dalam level organisasi dapat bertindak.
Proses mengetahui harapan (ekspektasi) pelanggan
• Apa karaktristik produk yang diinginkan pelanggan?
Lebih cepat (dimensi waktu)
Lebih murah (dimensi biaya)
Lebih baik (dimensi kualitas)
• Tingkat performansi (Performance)
Dasar : Tingkat performansi minimum yang selalu diasumsikan ada di setiap produk.
Kedua : Pilihan dan Trade Off yang tersedia untuk dipilih oleh pelanggan.
Ketiga : Nilai tambah dari karakteristik dan fitur yang tidak diketahui sebelumnya.
Jumat, 26 Desember 2008
Manajemen Mutu 2 : Pelanggan
Ø Pelanggan Adalah orang yang menuntut kita (perusahaan kita) untuk memenuhi standar kualitas tertentu, karena itu akan memberikan pengaruh kepada performance kita (persahaan kita).
Ø Jenis pelanggan :
- Pelanggan Internal, yaitu pelanggan yang ada di dalam perusahaan itu sendiri ex: masing-masing unit.
- Pelanggan Antara, yaitu perantara antara produsen dengan konsumen (distributor).
- Pelanggan Eksternal, yaitu pelanggan di luar perusahaan yang secara langsung menggunakan produk perusahaan.
Ø Pelanggan menurut LL Bean, Freeport, Maine :
· Pelanggan adalah orang yang tidak bergantung kepada kita (perusahaan kita), tetapi kita lah yang bergantung kepadanya.
· Pelanggan adalah orang yang membawa kita kepada keinginannya. Tidak ada seorangpun pernah yang menang beradu argumentasi dengan pelanggan.
· Pelanggan adalah orang yang teramat penting yang harus kita puaskan.
Ø Faktor yang mempengaruhi persepsi dan ekspektasi pelanggan
· Kebutuhan dan keinginan.
· Pengalaman masa lampau.
· Pengalaman dari teman.
· Komunikasi melalui media iklan dan pemasaran.
Ø Kepuasan pelanggan dapat diasosiasikan sebagai keadaan dimana kebutuhan, keinginan, dan harapan pelanggan dapat terpenuhi melalui produk yang dikonsumsi.
Z = X/Y
Z : kepuasan pelanggan
Y : kebutuhan, keinginan, dan harapan pelanggan
X : kualitas yang dirasakan
Manajemen Mutu 1 : Ringkasan Tentang Kualitas
Ø Defenisi kualitas secara umum :
· Nilai yang terkandung dalam suatu produk
· Daya saing yang dimiliki suatu produk
Ø Defenisi konvensional kualitas yaitu Biasanya menggambarkan karakteristik langsung dari suatu produk seperti performance, keandalan, mudah dalam penggunaan, estetika, dll.
Ø Defenisi strategik kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan.
Ø Jenis pelanggan
· Pelanggan eksternal : pelanggan di luar perusahaan (konsumen)
· Pelanggan internal : pelanggan yang ada di dalam perusahaan yang bekerjasama
untuk memajukan perusahaan
Ø Mutu menurut ISO 8402 : 1994
Adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang ditentukan/tersirat.
Ø Persyaratan Mutu :
· Memenuhi persyaratan pelanggan secara terus menerus.
· Memberikan kepuasan pelanggan secara menyeluruh.
· Memiliki proses peningkatan yang berkesinambungan melalui manajemen dengan fakta.
Ø Produk adalah hasil dari aktifitas atau proses
Ø Sifat produk
· Tangibel : memiliki bentuk, contoh : barang.
· Intangibel : tidak memiliki bentuk, contoh : jasa.
· Kombinasi contoh : software
Ø 3 konsep produk
· Barang (Goods)
· Perangkat Lunak (Software)
· Jasa (Service)
Ø Konsep kualitas berdasarkan pandangan Tradisional :
Melalui inspeksi terhadap produk setelah produk itu selesai untuk menghindari/menyortir produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi atau jelek/cacat.
Ø Konsep kualitas berdasarkan pandangan Modern :
Membangun sistem kualitas (Total Quality Management)
Ø Perkambangan Manajemen Kualitas
· QUALITY ASSURANCE (QA)
Quality Control dialihfungsikan dengan syarat setiap orang di bagian proses bertanggungjawab utnuk kepuasan pelanggan (pemeriksaan dilakukan ketika proses berlangsung). QC hanya berfungsi untuk mempertanggungjawabkan bahwa produk dibuat dengan standar yang sudah ditentukan.
· TOTAL QUALITY CONTROL (TQC)
Setiap orang bertanggungjawab terhadap pekerjaannya untuk memuaskan pelanggan baik internal maupun eksternal melalui kerjasama yang baik dari setiap bagian di dalam perusahaan.
· TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM)
Perusahaan berkembang dengan memanfaatkan sistem dan keadaan di dalam dan diluar perusahaan dengan baik.
Ø Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan yang sama.
Ø Karakteristik kualitas modern
· Berorientasi pada pelanggan
· Adanya partisipasi aktif yang dipimpin oleh manajemen puncak dalam proses peningkatan kualitas yang terus menerus
· Adanya pemahaman setiap orang tentang tanggungjawab spesifik terhadap kualitas.
· Adanya aktifitas yang berorientasi pada tindakan pencegahan kerusakan (bukan berfokus pada upaya mendeteksi kerusakan).
· Adanya filosofi yang menganggap bahwa kualitas merupakan jalan hidup.
Ø Defenisi Manajemen Kualitas menurut ISO 8402 :
Semua aktivitas dari fungsi manajemen secara keseluruhan yang menetukan kebijaksanaan kualitas, tujuan, dan tanggungjawab serta mengimplementasikannya melalui alat-alat seperti :
· Quality Planning (Perencanaan Kualitas)
· Quality Control (Pengendalian Kualitas)
· Quality Assurance (Jaminan Qualitas)
· Quality Improvement (Peningkatan Kualitas)
Ø Quality Planning (Perencanaan Kualitas)
Menetapkan dan pengembangan tujuan dan kebutuhan untuk kualitas serta penerapan sistem kualitas.
Ø Quality Control (Pengendalian Kualitas)
Teknik dan aktivitas operasional yang digunakan untuk memenuhi persyaratan kualitas.
Ø Quality Assurance (Jaminan Qualitas)
Semua tindakan terencana dansistematis yang diimplementasikan dan didemonstrasikan guna memberikan kepercayaan yang cukup bahwa produk akan memuaskan kebutuhan untuk kualitas tertentu.
Ø Quality Improvement (Peningkatan Kualitas)
Tindakan yang diambil guna meningkatkan nilai produk untuk pelanggan melalui peningkatan efektivitas dan efisiensi proses dan aktivitas melalui struktur organisasi.
Ø Gugus Kendali Mutu
Adalah kelompok kecil dalam pekerjaan dimana stiap orang harus mampu berfikir dan mencari perubahan ke arah yang lebih baik.
Rabu, 03 September 2008
THINK OUT OF THE BOX.
Berapa besar space yang ada "di dalam box" tsb ? Relatif Berapa besar
space yang ada "di luar box" tsb ? WOW! No Limit
Coba kita lupakan segenap teori canggih dunia entrepreneurship (ttg
modal usaha, skill, keberanian untuk memulai usaha, dst,dst).
Sementara banyak orang yang masih harus bergelut dalam kesibukan
bisnis setiap hari setelah 10 tahun berbisnis, mari kita simak kisah
ilustrasi seorang TUKANG BECAK tamatan SD yang sudah mencapai
"financial freedom" setelah bekerja hanya lebih kurang 5 tahun saja,
dgn "passive income" Rp. 9 juta/bulan !!!
Becak ke-1 :
==> Seorang tukang becak memiliki becak motor dengan penghasilan
bersih Rp. 60,000/hari (bekerja dari pagi hingga larut malam). Biaya
hidupnya sekitar Rp. 30,000/hari. Lalu ia berjuang utk konsisten
menabung Rp. 30,000/hari. Dalam tempo 400 hari, ia mampu membeli becak
kedua yang harganya Rp. 12 juta/unit.
Becak Ke-2 :
==> Ia sewakan becak keduanya dengan tarif Rp. 30,000/hari. Sementara
ia tetap menarik becak pertamanya. Sekarang ia bisa menabung Rp.
60,000/hari. Dalam tempo 200 hari, ia mampu membeli becak ketiga.
Becak Ke-3 :
==> Ia sewakan becak ketiganya, sehingga sekarang ia mampu menabung
Rp. 90,000/hari. Dalam tempo 134 hari, ia membeli becak ke-4.
Becak Ke-4 :
==> Ia sewakan becak tsb, sehingga sekarang ia mampu menabung Rp.
120,000/hari. Dalam tempo 100 hari, ia membeli becak baru lagi.
Becak Ke-5 :
==> Ia sewakan becak tsb, sehingga sekarang ia mampu menabung Rp.
150,000/hari. Dalam tempo 80 hari, ia membeli becak baru lagi.
Becak Ke-6 :
==> Ia sewakan becak tsb, sehingga sekarang ia mampu menabung Rp.
180,000/hari. Dalam tempo 67 hari, ia membeli becak baru lagi.
Becak Ke-7 :
==> Ia sewakan becak tsb, sehingga sekarang ia mampu menabung Rp.
210,000/hari. Dalam tempo 57 hari, ia membeli becak baru lagi.
Becak Ke-8 :
==> Ia sewakan becak tsb, sehingga sekarang ia mampu menabung Rp.
240,000/hari. Dalam tempo 50 hari, ia membeli becak baru lagi.
Becak Ke-9 :
==> Ia sewakan becak tsb, sehingga sekarang ia mampu menabung Rp.
270,000/hari. Dalam tempo 45 hari, ia membeli becak baru lagi.
Becak Ke-10 :
==> Ia sewakan becak tsb, sehingga sekarang ia mampu menabung Rp.
300,000/hari. Dalam tempo 40 hari, ia membeli becak baru lagi.
Setelah becak ke-10, ia berhenti menarik becak. Ia sewakan becak
pertamanya ke orang lain. Ia lalu menggaji seorang "mandor" untuk
mengurusi ke-10 becaknya. Ia PENSIUN. Kini ia menikmati penghasilan
Rp. 300,000/hari, atau Rp. 9 juta/bulan (sebelum potong gaji sang
mandor). Jika ditotal semua usahanya tsb hanya dicapai dalam tempo 3,2
TAHUN SAJA.
============ =======
Tentu saja ini cuma sebuah ilustrasi, dengan menarik garis lurus dari
sebuah bisnis. Katakanlah dalam tempo 10 tahun (bukan 3,2 tahun
seperti dalam ilustrasi), sang TUKANG BECAK mampu mencapainya. Ini
LOGIS, dan bisa terjadi.
Berapa banyak TUKANG BECAK di dunia yang seperti itu ? Mungkin 1
banding 10 juta. Tetapi ADA.
Berapa banyak TUKANG BECAK di dunia yang menjadi tukang becak seumur
hidupnya dan terus hidup susah ? Buanyyaaak sekali.
============ =========
Sekarang bandingkan dengan banyak profesional tamatan S1 ataupun S2,
atau bandingkan dengan para pengusaha yang masih harus bergelut dengan
kesibukan mencari nafkah setiap hari. Kontras sekali bukan….
THINK OUT OF THE BOX. Perbedaannya akan bagaikan langit dan bumi.
Kunci kesuksesannya terletak pada "duplikasi". Ini rahasianya :
"Jalankan bisnis yang mudah diduplikasikan, dan tidak perlu
keterlibatan kita secara penuh dalam bisnis tsb". Cth : ikuti bisnis
franchise yang berpotensi, beli asset lalu sewakan asset tsb, dst.
KUNCI UTAMA LAINNYA adalah : Hidup hemat pada awalnya untuk menabung,
uang tabungan di-investasikan untuk menghasilkan uang, lakukan terus
berulang2, setelah penghasilannya sudah cukup besar, barulah hidup
bersenang2.
============ ========= ========
Mari berhitung matematika …
Jika Anda diberikan 2 option kontrak kerja / kontrak bisnis berikut
ini, mana yang Anda pilih ?
1). Kontrak 2 tahun, tidak dpt dibatalkan, penghasilan/ bulan Rp. 100
juta.
2). Kontrak 2 tahun, tidak dpt dibatalkan, penghasilan di bulan
pertama cuma Rp. 1000, tapi berlipat dua setiap bulan.
Pilih mana ????
Jawabannya :
Option I : Penghasilan Rp. 100 juta/bln x 24 bln = Rp. 2,4 Milyar
Option II :
Bulan ke-1 : Rp. 1000
2. 2000
3. 4000
4. 8000
5. 16,000
6. 32,000
7. 64,000
8. 128,000
9. 256,000
10. 512,000
11. 1024,000
12. 2 juta
13. 4 juta
14. 8 juta
15. 16 juta
16. 32 juta
17. 64 juta
18. 128 juta
19. 256 juta
20. 512 juta
21. 1 milyar
22. 2 milyar
23. 4 milyar
24. 8 milyar
Jika Anda pilih option I, Anda kecolongan hampir 6 MILYAR !!!
Kita hanya diajari oleh guru di sekolah tentang teori2 Albert Eintein
spt rumus kekuatan bom atom spt "E=MC2″ , dst. Tetapi tidak diajarkan
bahwa "kekuatan duplikasi" juga dikagumi oleh Albert Eintein, ilmuwan
paling cemerlang abad 20, ia mengatakan "Kekuatan duplikasi adalah
keajaiban dunia ke delapan".
============ ========= ========= ========= ========= ========= ==
FINANCIAL FREEDOM ALA HOWARD SCHULTZ (pemilik Starbucks) ?
Bayangkan seorang pengusaha jenius sekaliber Schultz ( ia baru
dijuluki pengusaha jenius setelah sukses, tetapi saat pertama kali
menawarkan ide bisnis menjual segelas kopi seharga puluhan ribu
rupiah, ia diteriakin GILA dan ditolak ratusan orang). Ia mampu
mengubah produk komoditas murah (kopi) menjadi produk eksklusif
(customer-experienc e) berharga luar biasa mahal. Ia pandai pula
mendapatkan dana segar nan murah melalui GO PUBLIC. Ia pandai pula
memanfaatkan media sebagai "public relation" untuk mempromosikan
Starbucks. Ia pandai pula membangun partnership dgn perusahaan global
spt Pepsi, dst.
Hasilnya LUAR BIASA. Dengan kekuatan "KONSEP DUPLIKASI", kedai kopi
pertama yang dibangun Schultz tahun 1985, menjelma menjadi lebih dari
10,000 toko di tahun 2006, tersebar di seluruh dunia. Dan terus
berlipat GANDA setiap tahun sampai sekarang…. .
Schultz lalu memutuskan untuk PENSIUN. Di tahun 2000, ia menggaji
seorang "mandor" utk mengurus jaringan Starbucks nya di seluruh dunia.
Tentu saja sang mandor disebut dengan istilah keren "CEO" bernama Orin
C. Smith.
Baik sang TUKANG BECAK maupun SCHULTZ sama2 mencapai "financial
freedom". Yang satu pencapaiannya hanya kelas regional, yang satu lagi
kelas dunia……
Sedangkan milyaran penduduk dunia tidak pernah mencapai "financial
freedom", walaupun hanya di kelas regional saja….
============ ========= ========= ========= ========= ========= ==
Bila sang TUKANG BECAK tamatan SD mampu melakukannya, seorang tamatan
S1 secara logika pasti bisa melakukannya dengan hasil 3 kali lipat
lebih banyak (SD ke S1 kan ada 3 tahap, yakni SMP, SMU, baru
Universitas) ..
Mari kita ambil hikmahnya. Seandainya salah satu dari kita bisa
memanfaatkan hikmah tsb dgn TAKE ACTION, semoga financial freedom bisa
tercapai dalam 5 tahun mendatang… .
Bila Anda bermurah hati, artikel ini bisa dikutip utk disharing ke
berbagai pihak, teman2 Anda, rekan2 kerja, famili2, ataupun disharing
pada milis2 lainnya. SEmoga bermanfaat bagi kita semua. Semoga kisah
Starbucks2 lain bermunculan di bumi Indonesia dalam 5 tahun mendatang…